Jumat, 08 Maret 2013

FanFiction - Mocchachino Kiss

Annyeong chingudeul, saya mau share salah satu FF (Fan Fiction) yang saya suka karena ff ini lucu ..
Jadi Fanfiction itu, cerita yang dibuat fans untuk penggemarnya ..
Sebelumnya terimakasih untuk @novayatsu eonnie yang udah buat fanfiction ini, buat yang mau baca fanfiction yang lain, bisa datang ke web ini :D http://justmycreated.wordpress.com



 Kachangijo (@novayatsu)

MAIN CAST         :
  • Lee Jeongmin Boyfriend as Lee Jeongmin
  • Oh Minhee as Author or YOU

OTHER CAST       :
Gong chanssik B1A4, Shin Yoomin (OC’s), Han Dheomi (OC’s ), L.joe Teen Top

GUESS STAR       : Jung Ilwoo  as Song Yisoo

GENRE                  : Romance (failed), Fluff, yadong (?)

RATING                                :  PG 17


DICLAIMER         :  author membayar para cast dengan masing-masing sekilo beras, jadi mohon maaf kalo ff ini kurang maksimal dikarenakan modal yang pas-pasan, akan tetapi semua cast tetap milik yang maha kuasa. Author hanya menumpahkan imajinasi dalam bentuk ff laknat ini. Mohon maaf kalo ceritanya gaje dan aneh, udah kodrat author -_-


WARNING!!!!
Ambillah apa yang dirasa baik di FF ini, jangan ambil atau bahkan meniru apa yang seharusnya tidak untuk ditiru!!! Its just my imagination!! Hanya fiksi belaka untuk hiburan.

HAPPY READING!

*Girl* You know about Cappuchino Kiss? Can you give me it?

*Boy* I’m sorry, I cant do it



***Author pov***

“ kajja, naik roller coaster saja” yeoja berambut ikal menarik lengan namchinnya menuju tiket antrian. Sang namja terlihat ogah-ogahan.

“ Minhee ah, tapi kita sudah naik itu 3 kali. Apa kau tidak merasa mual?” Tanya namja itu dengan ekspresi yang aneh.

“ Anni” jawabnya polos. “ Jeongmin ya, jebal! Kita naik sekali lagi ya ya ya”  rengek Minhee dengan jurus puppy-nya.

“Aishhh..shireo! kalau mau kau saja yang naik sendiri” tolak Jeongmin sambil berlalu, Minhee menatapnya kecewa. Dia hanya mematung melihat kepergian Jeongmin.

Namun, tak lama jeongmin membalikan badannya, dilihatnya  Minhee yang masih berdiri dan menunduk. Ia jadi sedikit tidak enak melihatnya. Takut jika perkataan dan kelakuannya membuat yeoja yang sudah hampir setahun menemaninya marah. Kemudian Jeongmin kembali menghampiri Minhee.

“ Mianhae” kata Jeongmin. Tapi Minhee belum bergeming masih dalam posisinya. “ kalau begitu ayo kita naik roller coaster” bujuk jeongmin sambil menarik tangan Minhee, berharap perasaan Minhee membaik.

“ Shireo!” jawab Minhee datar dengan ekspresi yang sama. Jeongmin jadi merasa tidak enak.


“ Jeongmal mianhae, aku kan sudah minta maaf. Sekarang jangan marah lagi ya, bagaimana kalau kuberikan es krim, mau?” Bujuk Jeongmin lagi.

“ Aku tidak mau es krim” jawab Minhee lagi.

“ Gureom, apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku ?” Jeongmin menggenggam tangan Minhee lembut. Membuat yeoja itu mendongakkan wajahnya.

“ Beri aku ppopo”

Glekk!!

Jeongmin  menyuruh salivanya kembali melewati tenggorokan. Dia kaget dengan permintaan yeochinnya. Pasalnya ini adalah 3 permintaan yang sama selama seminggu ini. Tapi belum juga ia  kabulkan.

“ Minhee ya, mianhae, tapi aku sedang tidak ingin melakukannya”

–Minhee pov—

Bukkk!!

Aku melempar badanku kekasur bercorak pisang di kamar tercintaku. Aishh… apa yang aku lakukan? Akhir-akhir ini aku jadi merasa yadong. Ini sudah 3 kali ciumanku ditolak Jeongmin. Akhhh… aku stress!

Kenapa jeongmin tidak mau? Apa mulutku bau? Ah tapi tidak mungkin, aku tidak seperti Yoomin yang jarang sikat gigi *ditabok Yoomin*. Apa mungkin bau badanku yang tidak enak? Ckk! Tapi sekarang kan aku sudah rajin mandi sore. Atau mungkin aku sudah merusak moodnya saat kencan, sampai-sampai dia tidak mau menciumku. Aduh, harusnya aku pergi ke tempat yang romatis, bukan mengajaknya naik roller coaster -_-

Jeongmin ya, Mianhae. Bukan maksudku untuk menjadi yeoja yang agresif, tapi ini semua karena kekhawatiranku saja. Aku takut apa yang dikatakan chingeudulku itu benar. Lagipula, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya. Apa benar strawberry? Atau coklat? Arghhhh….

*****Flashback*****

“ Ah jinjja… rasanya strawberry” Yoomin baru saja cerita bahwa dia sudah melakukan First kissnya dengan Gongchan saat menonton film di hari kencannya. Dan itu membuat Dheomi makin semangat mendengarnya, secara yeoja itu sudah lebih pengalaman dalam bidang kissing-kissingan (?).

“ Hoaaa,,daebak! Aku tidak menyangka si Gongchan melakukannya seromantis itu” balas Dheomi.

“ Eh Minhee ah, sekarang giliranmu cerita” bujuk Yoomin tiba-tiba.

“ Tidak ada yang perlu aku ceritakan, aku tidak pernah berfikir untuk melakukan itu dengan Jeongmin. Maksudku melakukan ppopo” jawab Minhee jujur.

“ Hmmm…kau ini pacaran paling lama tapi masih begitu-begitu saja. Tidak ada kemajuan. Apa Jeongmin tidak pernah berniat menciummu saat kencan misalnya?”  selidik  Dheomi. Entah kenapa yeoja ini sangat senang membahas hal seperti itu.

“ Mmm tidak pernah tuh” jawabku  apa adanya.
“ Ckckck itu perlu dipertanyakan Minhee ah,  maaf sebelumnya ya, bukan maksudku untuk berfikiran buruk, tapi seorang namja akan mencium yeochinnya sebagai tanda cinta”  dheomi berpendapat.
“ Tapi cinta bukan berarti harus ditunjukkan dengan sebuah ciuman. Lagipula kita tidak tahu kan antara ciuman yang berdasarkan cinta dan napsu”  akupun mengeluarkan pendapatku. Yoomin sedikit mengangguk.
“ Ne, tentu saja kau benar. Tapi apa kau tidak mempertanyakan jika seorang namchin sama sekali tidak punya keinginan untuk mencium yeochinnya?”  pertanyaan Dheomi kali ini membuatku sedikit berfikir. Benar juga sih, apa Jeongmin sama sekali tidak ingin menciumku ya disaat namja lain ingin merasakan First kissnya?

“ Minhee ah, kau harus pikirkan itu.  Setidaknya kau harus merasakan yang namanya First Kiss” sergah Yoomin bangga ==

****Flashback End****

Omo~
Michigetta!!!! Aku akan gila jika terus memikirkan ini. Aku jadi ragu apa jeongmin benar-benar menyukaiku atau tidak. Karena selama ini dia bukan tipe namja yang sangat perhatian. Bahkan terkesan cuek, dingin dan  misterius. Menjadi yeochinnyapun adalah sebuah keajaiban.

Ah anni,  apa ppopo itu bisa dijadikan patokan seberapa besar rasa suka namja pada yeojanya? Ahhh… lebih baik aku pergi menemui bunga mimpi.


***Author pov***

Jam istirahat ini Minhee menunggu Jeongmin di koridor dekat kantin. Setelah 5 menit  menunggu, dilihatnya Jeongmin sedang berjalan kearahnya dengan seorang namja. Dan dia adalah L.joe.

Entah apa yang mereka perbincangkan Minhee tak tahu. Akhir-akhir  ini, dia merasa Jeongmin sering bercakap akrab dengan l.joe. padahal sebelumnya mereka jarang terlihat dekat. Minhee  hanya tersenyum menyambut kedatangan Jeongmin.

“ Mianhae membuatmu menunggu” kata Jeongmin sambil mengisyaratkan keduanya untuk jalan. Mereka menuju kantin. Dia bahkan tidak melihat kearah Minhee.  Biasanya dia akan menarik lengan  Minhee untuk mengajaknya  berjalan.

Di kantin sangat ramai. Untung saja sudah ada Yoomin dan gongchan yang sudah menempati tempat untuk mereka makan. Walaupun Minhee sedikit bingung karena tidak melihat batang hidung Dheomi disana.

“  Dheomi kemana?” Tanya Minhee sambil duduk.
“ Dia sedang mojok” jawab Yoomin santai. Minhee hanya menggeleng.
“ Btw, kalian berdua mau ikut pergi tidak?” Tanya Gongchan sambil cengengesan. Gayanya yang sudah menjadi cirri khas.
“ Eoddi?” Tanya Jeongmin.ia baru saja membawa 2 mangkuk dubboki, salah satunya ia berikan pada Minhee.
“ Lotte World, kita double date. Otte?” kali ini Yoomin yang menjawab antusias.
“ Aku mau kesana” timpal Minhee sambil melihat kearah Jeongmin. Sementara namja itu hanya diam sambil memakan dubbokinya.

***###***

Minhee merasa Jeongmin aneh. Ada yang tidak beres padanya. Minhee daritadi hanya memandangi wajah Jeongmin, kali saja dia sudah salah membawa namja untuk diajak kencan hari ini. Dia berharap dia bukan Jeongmin yang asli. Tapi diperhatikan sampai kapanpun, namja disebelahnya ini memang Jeongmin.  ==

“ Setelah ini bagaimana kalau kita lihat parade?” Tanya Minhee sambil melihat Jeongmin yang terlihat berjalan malas disampingnya.

“ Terserah kau saja” jawaban singkat Jeongmin membuat Minhee diam. Dia merasa diabaikan. Sekarang Minhee benar-benar merasa ada yang tidak beres pada namjachingunya.
“ Aku mau gula-gula “ rengek Yoomin sambil menggelayutkan tangannya di lengan Gongchan manja. Gongchan lantas pergi menuju penjual gula-gula. Sementara Minhee dan Jeongmin masih berdiri mematung.
Beberapa menit mereka hanya menghabiskan waktu dalam diam menunggu YooChan Couple. Sambil melihat kearah kerumunan penonton yang hendak menonton parade. Tapi tatapan keduanya hambar. Minhee sudah tidak tahan dengan keadaan ini.
“ Gwaenchanayo?” Minhee membuka topic. Dia jadi merasa canggung entah kenapa.
“ Eh? Nan Gwaenchanayo” Jawab Jeongmin dengan bibir membentuk garis lengkung. Ekspresinya sangat berbeda dari yang biasanya.

“ Kau aneh”

“Mwo? Naega?” Tanya Jeongmin. Kali ini dia menatap Minhee.  Dilihatnya Minhee yang menghela nafas.

“ Ne, kau aneh hari ini. Apa kau tidak suka kita pergi ke Lotte world dengan mereka (Yoomin & Gongchan)?” ucapan Minhee membuat Jeongmin mengerutkan dahi.

“ Mwo? Kenapa kau jadi berpikiran buruk begitu. Apa wajahku mengatakan kalau aku tidak suka dengan kencan kita hari ini?” kali ucapan Jeongmin yang membuat Minhee mendelik.

“Ne!” balas Minhee mantap.

“Aishh Jinjja!!!” Jeongmin memutar bola matanya. Beberapa saat keadaan hening. Sampai akhirnya Jeongmin memutuskan untuk ke toilet. Meninggalkan Minhee sendiri di tengah kerumunan orang-orang yang berlalu lalang.


***** Minhee Pov****
Ini kencan terburuk yang pernah aku rasakan bersama Jeongmin. Kami memang sesekali bertengkar, tapi tidak pernah sedingin ini. Aku merasa Jeongmin lebih dingin dari es. Tidak biasanya. Bahkan kali ini Jeongmin jarang sekali Menelfon. Hanya ada beberapa sms saja darinya.
Dan bahkan dia tidak pernah meninggalkanku saat bicara. Itu tadi bukan Jeongmin namjachinguku.
Aku berjalan dengan hati yang galau menuju  tempat yang mungkin bisa membuatku tenang. Sampai muncul hipotesis di otakku. Apa mungkin Jeongmin bersikap aneh gara-gara aku? Ne, mungkin saja! Beberapa hari ini aku setidaknya  sudah  3 atau 4 kali meminta dia untuk memberiku  ppopo.

Dan dia selalu menolaknya. Setelah kupikir, seakan aku yeoja agresif yang sangat ingin diberi ppopo oleh namchinnya. Sebenarnya bukan begitu maksudku, aku hanya ingin  merasakan yang dialami Yoomin. Kencan romantic yang ditutup dengan sebuah Chu~

Arghhh..michigetta!! michigetta!!!

Kenapa sih Jeongmin tidak mau menciumku? ==”

Jeongmin ya, kemana perginya?
Aku masih berjalan sambil melihat kanan kiri mencari sosoknya, tempat ini sangat ramai. Ahh aku harus mencari namja dengan rambut keriting, hajima, disini banyak juga namja berambut keriting >,<. samar- samar  kulihat  sesosok  mayat eh bukan ding(?) sesosok namja dengan ciri-ciri  Jeongmin  didekat  toilet  umum po sisinya  agak kepojok.
Aku menuju tempat itu yang lumayan sepi dari lalu lalang. Ketika hampir beberapa meter kusampai, kudapati pemandangan ganjil. Omo! Itu benar Jeongmin. Dia sedang bersama…. Ahh L,joe. Ne, itu L.joe, tapi sedang apa mereka?
Wajahku memanas ketika kulihat L.joe memegang pipi kanan Jeongmin dengan tatapan hangat. Jeongmin diam tak bergerak, bahkan terkesan canggung. Kemudian, L.joe memegangi tengkuk Jeongmin dan menariknya perlahan kearah wajahnya.

OMO!!!! Micheo!!!!

aku tidak mau melihatnya! Dan akupun berlari dengan wajah yang panas dan hati mendidih. Tadi itu apa? ><


——## Author Pov##——


14  Panggilan Tak Terjawab

Minhee memandang nanar layar ponselnya, Jeongmin sudah 14 kali mencoba menelponnya. Tapi taksedikitpun keinginan untuk menjawabnya. Dia hanya menelungkupkan wajahnya di bantal. Dengan hati galau, dengan perasaan  kalut, dan dengan rasa kecewa yang besar.

Setelah melihat pemandangan ‘ajaib’ antara Jeongmin dan l.joe, Minhee pulang tanpa pamit. Dan sekarang ia hanya mengurung diri dikamar. Tak menghiraukan panggilan Jeongmin di telpon.  Ia menonaktifkan ponselnya dan melempar asal.

“ Jeongmin ya, sekarang aku tahu kenapa kau tidak mau memberiku kisseu. Kau lebih suka melakukannya dengan namja” gumam Minhee sedih. Ini gila! Mungkin itu yang masih terngiang di otaknya.
Ia pikir, Jeongmin dan l.joe sudah tidak waras. Dan ia pun berpikir hipotesisnya lebih gila lagi, berpikir bahwa kedua namja itu adalah… *ga usah author ketik ya kekekekek(takut diulek).
Dalam kegalauan, Minhee mencoba memejamkan matanya. Berharap tidurnya malam ini bisa mengapus ingatannya tentang kejadian di lotte world tadi. Bahkan ia sangat  berharap jika itu hanyalah mimpi tak berguna.


###Esoknya###

“ kemarin kau kemana? Kami panic mencarimu? Kenapa pergi mendadak?” Tanya Yoomin bertubi saat  Minhee baru saja datang dan hendak menjatuhkan pantatnya dikursi. Yoomin terlihat sibuk dengan majalahnya.

“ Mianhae” jawab Minhee mencoba tersenyum, tapi terkesan terpaksa. Ia merebut majalah Yoomin dan membuka tiap lembarannya asal.

“ Biar kutebak, apa kau bertengkar dengan Jeongmin?” Yoomin menyipitkan matanya tanda selidik. Minhee hanya diam sambil memandangi majalah.

“Minhee ya” seorang namja datang tanpa memberi kesempatan Yoomin menagih jawaban Minhee.

“ Jeongmin ah! Kebetulan sekali, kemarin itu apa kalian bertengkar?” Tanya Yoomin tanpa basa-basi. Jeongmin hanya membuang muka. Dia memperhatikan Minhee yang terlihat lain hari ini.

“ Yoomin ah, bisakah kau memberiku waktu untuk bicara 4 mata dengan  Minhee?”  kini Jeongmin menatap Yoomin.
“ Cckk!! Arraseo” Yoominpun pergi keluar kelas sambil mendengus. “ pasangan yang aneh” gumamnya sambil berjalan.

Sementara itu Minhee masih enggan mempertemukan kedua matanya dengan mata bulan sabit Jeongmin. Itu membuat jeongmin duduk disebelahnya.

“ Minhee ya, apa kemarin itu  kata-kataku menyakitimu?” Tanya Jeongmin.
“ Anni” jawab Minhee singkat masih sibuk dengan majalahnya.
“ Gureom, kenapa kau pergi tiba-tiba?” Tanya Jeongmin lagi.
“ Hanya ingin pulang” jawab Minhee. Masih tetap sibuk dengan bacaannya. Entah apa yang ia baca. Nada bicaranya terdengar cuek seakan tidak mengharapkan kehadiran jeongmin.

Brukkk!!

Jeongmin mengambil dan menutup  majalah yang sedang ditekuni Minhee paksa. Bahkan terkesan kasar dan otomatis membuat yeoja itu sedikit tersentak.

“ Aku sedang bicara denganmu, lihatlah aku!!!” Jeongmin sedikit membentak Minhee.  Membuat keadaan yang akhir-akhir ini keruh menjadi memanas. Minhee masih kaget tak menyangka. Pasalnya, jeongmin belum pernah membentaknya. “ apa yang membuatmu pulang tiba-tiba, kau marah padaku eoh?”
“ Aku melihatnya” Jawab Minhee sedikit berteriak.  “ aku melihatmu Lee Jeongmin. Kau meninggalkanku untuk menemui L.joe eoh? Bahkan kalian…” Minhee menggantung ucapannya. Wajahnya memerah menahan marah.
“ Mwo?” Tanya Jeongmin penasaran.
“ Apa kau lebih suka kisseu dengan namja daripada yeoja?” pertanyaan Minhee membuat ekspresi wajah Jeongmin pucat mendadak.
“ Kau ini bicara apa Minhee ya, aku tidak mengerti” Jeongmin tak kalah marah. Beberapa murid melihat kearah mereka.
“ Kalau begitu beri aku ini!!” Minhee menarik majalah dan menunjukkan judul dengan tulisan besar di sebuah halamannya.

Secret Garden’s Cappuchino Kiss

*author pingsan (?)

“ Aishh jinjja! Kau mau menjadikan hidupmu seperti drama?” dengus Jeongmin yang tidak suka membacanya.

“ Ternyata benar, kan?”

“ MWOYA??? Aku benar-benar tidak mengerti” keluh Jeongmin memekik.

“ Aishhh..tidak baik membuat  keributan di kelas orang. Ka!!!” Minhee mengusir jeongmin.
“ Shireo. Apa maksud ucapanmu tadi. Kau pikir aku gay apa! Kisseu dengan namja?” kali ini nada bicara jeongmin terdengar sepelan mungkin.

“ Ka!!!!” Minhee mendorong lengan Jeongmin. Namja itu hanya mendengus. Menerima pengusiran seperti itu membuatnya segera enyah dari hadapan Minhee.

## Seminggu Kemudian##

Terkadang rasa jenuh akibat pertengkaran cukup membuat sakit.
Berusaha mencoba mengenyahkannya sejenak dari pikiran
Sungguh, terkadang itu lebih sulit.

“ Ck! Yoomin ah, ada apa menyuruhku ke tempat ini?” Minhee menatap suasana disekitarnya. Sebuah café dengan gaya klasik yang aneh dimatanya. Sabtu malam  Yoomin sudah menelponnya untuk datang ke tempat ini.
“ Ye… kau tidak tahu ya, hari ini ulang tahunnya Park Kachang” jelas Yoomin. Park Kachang adalah yeoja populer seangkatan mereka.rata-rata temannya adalah namja.  Minhee hanya meng-oh. Dia masih melihat kesekeliling yang ternyata dipenuhi anak-anak seangkatannya.

“ Apa aku diundang? Bahkan aku hanya 2 kali pernah bicara dengan park Kachang, itu juga tanpa sengaja”
“ Lah,, sudahlah! Kau diundang sebagai yeojachingunya jeongmin. Kalian masih pacaran kan?”
“ Mollayo” jawab Minhee lemas.

“ Akhh… kalian ini sama-sama egois. Sebenarnya selama ini hal apa sih yang membuat kalian bertengkar?” Minhee hanya diam. Tidak mungkin kan dia bilang masalah ini mereka meributkan soal  ppopo, kisseu, chu atau apalah namanya itu Minhee sudah pusing.

“ Jagiya..” Gongchan datang memasang wajah cengengesan. Yoomin langsung menghambur menggelayuti lengannya.
Tapi Gongchan tidak datang sendiri, dibelakangnya ada Jeongmin yang berjalan  dengan langkah ragu. Suasana terasa aneh bagi Minhee dan jeongmin. Ini adalah pertemuan pertama mereka selama satu minggu setelah pertengkarannya di kelas. Mereka hanya mematung tak berani mempertemukan matanya.
“ Ehem… jagiya,kita ke Pantry yuk minum jus. Entah kenapa hawa disini terasa tidak nyaman” celetuk Gongchan sambil mengipaskan kedua tangannya berlagak kegerahan.
“ Ahh matta! Aku juga haus. Jja!” Yoomin berjalan semangat.
“ Baik-baik ya” ledek Gongchan pada Minhee dan jeongmin.
Jeongmin dan minhee masih berdiri di tempat seperti orang bodoh. Belum ada yang berniat membuka mulut untuk sekedar saling menyapa. Gongchan mungkin benar, keadaan saat itu terasa kurang nyaman.

ottokhana
jakku nabbeun ma-eumeul meo-gge dwae
mianhae

Minhee hanya memainkan ujung dressnya. Menyibukan diri dari suasana yang terasa memberikan atmosfir yang tidak mengenakkan. Sementara Jeongmin masih terlihat cemas, entahlah, ada sesuatu yang membuat perasaannya tidak tenang. Ia ingin mengatakan sesuatu yang menjadi kesalahpahaman diantara keduanya.

Jeongmin ya, bagaimana dirimu satu minggu ini? Mianhae, jeongmal mianhae. Aku rasa aku memang egois. Harusnya akku tidak pernah memintamu untuk memberiku sebuah chu~
Semua berawal dariku, harusnya aku mengerti perasaan jeongmin yang tidak mau memberikannya.
Hajima….
Yang kulihat saat itu, antara kau dan L.joe, katakan kalau itu bukan kau?  Aku selalu berharap itu mimpi. Kalian tidak melakukan hal-hal yang aneh kan?
Minhee hanya menggumamkan kalimat itu dalam hatinya. Begitu juga Jeongmin.

Jeongmal Mianhae,

Seharusnya saat itu aku tidak meninggalkanmu. Mungkin kau merasa sakit hingga akhirnya pergi. Mungkin kau kecewa karena aku masih belum punya keberanian mengabulkan keinginanmu. Mungkin kau muak dengan tiap alasanku untuk tidak memberimumu sebuah kisseu.
Cappuchino Kiss
Apa benar kau ingin aku menjadi Hyunbin yang mencium Jiwon saat cappuchino tertinggal diujung bibirnya? Aku bisa saja memberikannya tapi…

“ Ayo kita hentikan semua ini” Jeongmin mengalah, ia yang membuaka mulut duluan. Hatinya sudah tak tahan.
“ Mwo?” Minhee kaget.
“ Anni, maksudku, hentikan sikap ego kita. Lebih baik bicarakan ini dengan pelan dan kepala dingin. Aku yakin ada yang salah di pikiran kita” Jeongmin dan Minhee duduk didekat jendela. Orang-orang sibuk dengan pestanya.
“ Mianhae,aku terus merengek minta ppopo”  Minhee mengalah, ia meminta maaf duluan.
“ Gwaencahana, katakan! Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” jeongmin seakan tahu ada sesuatu yang disembunyikan Minhee.
“ Aku  …“ Minhee kemudian menghela napas. Seakan butuh tenaga untuk mengatakannya. “ aku melihatmu dengan l.joe di toilet”  Jeongmin mengerutkan dahi.
“ Gureom…”
“ L.joe mau menciummu kan? Atau malah sudah?” tambah Minhee. Jeongmin  mendelik tak percaya.
“ M-mwo? Aishh..itu.. kau pasti salah paham” bela jeongmin.
“ Tapi aku yakin itu kalian kan?”

“ Ne, saat itu aku memang bertemu l.joe  ehmmm sebenarnya…” jeongmin mengusap tengkuknya. Dia ragu meneruskan ucapannya. Minhee masih menatapnya dengan pandangan memaksa Jeongmin melanjutkan penjelasannya.
“ Saat itu, kau ingin aku memberi  ppopo. Itu adalah awal kecemasanku. Anni, bahkan aku takut tidak bisa melakukannya. Karena jujur saja aku tidak tahu caranya ==” aku Jeongmin membuat Minhee tak percaya.

“ Aku bukan tidak mau, tapi benar-benar tidak bisa. Aku ingin menceritakan masalah ini pada Gongchan, tapi aku yakin pasti dia akan menertawaiku. Makanya aku pergi menemui L.joe yang semua orang tahu tentang imagenya.pikiranku terus terusik, aku seperti akan gila” Tambah Jeongmin lagi.
“ Kau menemui l.joe untuk apa?”
“ Aku…aku bertanya bagaimana caranya…  ppopo” jawab jeongmin malu. Perlahan wajah Minhee memerah. Hanya kali ini bukan marah melainkan menahan tawa. Tapi Minhee berusaha mencegah tawanya pecah.

“ Tertawalah kalau kau pikir ini lucu” Jeongmin mengerti ekspresi Minhee. Dia terlihat sedikit jengkel.
“ hmmppt… jeongmal?” Tanya Minhee sambil berusaha menahan tawa.
“ Ne! dan yang kau lihat saat itu bukan seperti yang kau bayangkan. Aku bertemu L.joe yang kebetulan sedang berkencan dan aku langsung mengeluh. Dia terlihat jengkel dan mengajariku saat itu juga.tapi, dia tidak menciumku >< ”

“Ahhh” Minhee hanya meng-oh dengan tatapan jahil. Lebih tepatnya meledek.

“ Gureom..”

“ kalau begitu apa?” Tanya Minhee tak mengerti. Suasana jadi canggung kembali. Untunglah  Dheomi dan  Song Yisoo datang membawa cemilan.
“ Hey bro! lama tak jumpa” sapa Yisoo ramah. Jeongmin member senyum terbaiknya pada namja yang lama tak ia lihat.

“ Kajja! Kita bergabung dengan yang lain. Park Kachang akan tiup lilin” Dheomi yang hari itu berpenampilan seksi –seperti biasanya-  dan sangat bersemangat.  Kemudian mereka semua menghambur ke pusat pesta.
Terdengarlah alunan lagu selamat ulang tahun untuk Park kachang si tuan rumah. Semuanya menanti siapa orang yang akan ia beri potongan pertama. Ditambah, tak ada satupun keluarganya yang datang. Pesta ini khusus untuk dia dan teman-temannya *aneh*
Ditengah kerumunan tamu yang sibuk menanti Kachang memotong kue, Jeongmin menarik lengan Minhee agak kebelakang.

“ wae irae?” Tanya  Minhhee.
“ Minhee ya, kita sudah baikan eoh?”
“ Ne” jawab Minhee dengan senyum bahagia. Membuat Jeongmin lega.

“ Soal Cappuchino kiss, aku benar-benar tidak bisa memberikannya” Mendengarnya Minhee terkekeh.
“ Sudahlah lupakan” Minhee menepuk bahu namjachingunya itu, namun Jeongmin malah menarik lengan Minhee ke genggamannya.
“ Shireo!”
“Mwo?”
Jeongmin menatap Minhee dalam. Membuat hati yeoja itu bergemuruh karena rasa dugeun-dugeun. Sudah lama ia merindukan tatapan hangat Jeongmin. Aksi pandang-pandangan mereka terhenti saat seorang pelayan menawarinya minuman.

Ck! Mengganggu nih, kesal Jeongmin dalam hati ==
“ Tuan, kulihat daritadi anda belum mengambil minuman”  Pelayan itu menyodorkan nampan(?) berisi banyak pilihan minuman. Dari nametagnya dapat dilihat dia bernama ‘Lee jeonghoon’ *Maafkan aku Jeonghoon oppa -_-*

Jeongmin mengambil asal minumannya. Ia ingin segera pelayan itu pergi karena sudah mengganggunya. Kemudian meneguknya cepat dan terlihat buru-buru. Setelah meletakkan kembali gelasnya, dia menyuruh pelayan itu pergi.

Setelah memastikan pelayan itu sudah jauh, dia kembali menatap Minhee yang melihatnya heran.
“ Wae irae?”
“Igeo..” Minhee  mengarahkan telunjuknya keujung bibir Jeongmin.setelah dijilat ternyata sisa minuman tadi masih tertinggal.  Dikecapnya pula  baik-baik dengan lidahnya, rasa Mochacinno.
“ Minhee ya, aku bukan Hyunbin yang bisa memberimu Cappichino kiss, Mochacinno  Kiss. Otte?” tiba-tiba pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Jeongmin, ingin rasanya dia tarik kembali. Dia jadi  malu sendiri.  ==
“ Mochacinno kiss?” heran Minhee.
“ Ne!” angguk Jeongmin mantap. “ like this” tanpa ba-bi-bu-be-bo (?) Jeongmin langsung menarik pelan tengkuk Minhee membuat yeoja itu terlihat begitu dekat diwajahnya. Ditelusurinya tiap lekuk wajah yeojachingunya itu, membuat semburat merah muncul di kedua pipi imutnya *>

“ Jeongmin ya tapi i—.”

CHU~

Jeongmin mulai membagi rasa Mochacinno yang tertinggal disetiap sudut bibirnya dengan Minhee. Yeoja itu hanya terdiam mematung membiarkan. Matanya semakin meredup merasakan setiap alur yang dibuat Jeongmin di bibir manisnya. Tak ingin berlama, Jeongmin langsung menyudahinya.

Do it do it, chu
It’s true, true, true, true it’s you
Do it do it, chu
Do it do it, chu
It’s true, true, true, true it’s you
Do it do it, chu


“ Apa rasanya?” Tanya jeongmin dalam.
“ Mochacinno” jawab Minhee malu. Wajahnya semakin menunjukkan semburat merah, Jeongmin hanya tersenyum dan mengelus wajahnya.

“Huwaaa…..” perhatian keduanya tersita oleh suara gaduh para tamu undangan. Ternyata Park Kachang baru saja memberi potongan pertamanya untuk L.joe, namja chingunya. Para namja berlagak dengan ekspresi kecewa melihatnya.

“ Minhee ya..” panggil Jeongmin.
“Eummm” jawab Minhee masih memandang kedepan.
“ Bukankah kau sudah 4 kali meminta ppopo, yang tadi itu baru sekali kan?”
“Mwo?” Minhee menoleh kaget.
Jeongmin memeluk pinggang Minhee diantara kerumunan teman-temannya yang  hadir. Minhee terlihat tengok kiri kanan.
“ Banyak orang disini” keluh Minhee.
“ I don’t care” Jeongmin menatapnya jahil.
Rasa Mochacinno yang masih tersisa, seakan tak pernah habis. Jeongmin tak ingin mengecapnya sendiri. Disentuhnya bibir Minhee lembut, dia memang tidak begitu ahli (?) melakukannya, hanya dengan nalurinya, Jeongmin menyampaikan rasa cintanya pada Minhee.

Rasanya….Mochacinno

Ibmatchuneun sungan jameseo ggaen geunyeojeoreom
(Do it do it, chu. It’s true, true, true, true it’s you)
Janhyeo dareun shigonge nuneul ddeunda haedo
(Do it do it, chu. It’s true, true, true, true it’s you)
——————–The End——————————


Tidak ada komentar:

Posting Komentar